Kota Lama Semarang : Jelajah Kampung Eropa Malam Hari
lagi jalan-jalan ke Semarang atau mau mengisi hari libur dengan menikmati keadaan alam tempo dulu. yuuk, simak. ada apa sih kota Lama Semarang?!
Kota lama Semarang dimulai pertama kali
pada abad ke 18 ketika era pemerintahan Hindia Belanda. Hampir sama
dengan kota lama-kota lama di berbagai kota besar di sepanjang pulau
Jawa seperti Surakarta, Jogjakarta dan Jakarta. Semarang
juga memiliki kota lama dimana ketika itu sebagai pusat perekonomian
dan budaya masyarakat Jawa Tengah sekaligus menjadi pusat pemerintahan
Hindia Belanda yang berada di Jawa Tengah. Pada masanya dahulu beberapa
etnis berkumpul menjadi satu di area kota lama Semarang. Dibagian utara
yang dipotong oleh Kali Mberok terdapat kawasan kampung melayu yang beragama islam dengan peninggalan berupa Masjid Layur (Masjid Menara) , sementara di sisi barat terdapat kawasan orang Jawa islam dengan dibangunnya Masjid Kauman Semarang.
Sedang disisi selatan, terdapat pemukiman keturunan cina yang
berkumpul menjadi satu membentuk kawasan Pecinan Semarang. Sedang bagian
dalam Kota Lama terdapat bagunan arsitektur yang bagus, masyarakat
menamai dengan gereja Blenduk.
Dikawasan kota lama Semarang tak ubahnya
kota mati apabila tidak terdapat beberapa titik bisnis seperti Stasiun
dan Polder Air Tawang, Pabrik Rokok Praoe Layar, Bank Mandiri, Asuransi
Jiwa Sraya dan Ikan bakar Cianjur. Beberapa analisis yang pernah
diceritakan, ada beberapa alasan kenapa kota lama Semarang yang menjadi
puncak bisnis kota itu di tinggalkan dan berpindah ke kawasan lain di
kota Semarang seperti Simpang Lima hingga Peterongan karena beberapa
alasan sebagai berikut. Satu, karena kawasan kota lama ketika
itu sudah sangat ekslusif terutama pada biaya sewa, sehingga banyak
pelaku bisnis yang meninggalkan dan berpindah ke tempat lain. Dua,
karena kawasan kota lama Semarang sedikit demi sedikit sudah mulai
terpendam sehingga di bawah batas air laut yang menjadikan air sungai
tidak bisa hanyut ke laut tapi kembali ke kota (rob) sehingga area
kota
lama menjadi mudah banjir.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan
Kota Lama ternyata kota lama memiliki semua cerita sejarah yang panjang.
Namun untuk hal tersebut belum mampu terurai di coretan saat ini. Nah,
untuk mencapai kawasan Kota Lama Semarang tidak perlu bingung karena
tempat ini mudah di temukan dari arah mana saja. Karena tempatnya berada
di tengah-tengah Kota Semarang.
Apabila Petualang dimulai dari Demak (kota) silakan ke arah Terminal
Terboyo – menuju Jalan Raden Patah – Kota Lama, waktu yang dibutuhkan
sekitar 1 jam. Apabila dari arah Ungaran silakan Petualang
berjalan ke Banyumanik – Peterongan – Jalan MT Haryono – Bundaran
Mbubakan – Jalan Cenderawasih – Kota Lama Semarang. Ditempuh dalam waktu
sekitar 50 menit.
Untuk Petualang yang berada di jalur barat,
silakan menuju Mangkang – Bundaran Kali Banteng (masuk kota) – Bundaran
Tugu Muda dan Lawang Sewu – Jalan Pemuda – Pasar Johar (belok kiri
jalan terus karena satu arah) – Kota Lama Semarang. Cukup dengan waktu
sekitar 45 menit dapat mencapai kawasan kota lama Semarang dengan
nyaman. Karena jalur menuju kota lama berada di pusat kota, petualang
akan banyak menemukan titik perhentian lalu lintas kota. Sabar saja
karena Kota Lama Semarang tak pergi kemana.
Titik yang wajib untuk dikunjungi adalah
Kawasan Stasiun Tawang dan Polder Air Tawang. Stasiun Tawang yang
terletak di Jalan Taman Tawang, dibangun oleh NIS (Nederlandsche Indische Spoorweg Maatscharij), yang diresmikan oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda bernama Baron Sloet Van De Beele. Stasiun
ini menggantikan stasiun sebelumnya dibangun pada 16 Juni 1864 sampai
dengan 10 Februari 1870 yang melayani jalur Semarang – Jogja – Solo.
Arsitek gedung ini adalah JP De Bordes. Bangunan ini selesai dibangun pada bulan Mei 1914. Bangunan ini mempunyai gaya arsitektur yang Indische
yang sesuai dengan kondisi daerah tropis. Sedang Polder air Tawang di
bangun untuk menjadi pusat pembuangan air dari kawasan sekitarnya lalu
di alirkan ke laut untuk mengurangi ROB. Polder Tawang ini sudah
beberapa kali mengalami perbaikan karena kondisinya yang tidak nyaman
dan berbau busuk. Namun saat ini, Polder Air Tawang sudah bagus dan
menggagumkan untuk di kunjungi.
Disekitar Kawasan Polder terdapat pabrik
rokok Praoe Lajar (Prau Layar) yang sudah lama beroperasi sampai
sekarang. Pabrik rokok yang dibanguan jaman Hindia Belanda ini menempati
sebuah gedung tua di Jalan Merak kawasan kota Lama. Pabrik rokok ini
masih beroperasi hingga kini. Bisa jadi sebagian Petualang belum pernah
melihat bentuk rokoknya, kerena persaingan yang ketat di dunia tembakau
sehingga pemasaran tidak sebanyak perusahan tembakau lainnya.
Selanjutnya menuju kawasan tengah Kota
Lama yang berada di persimpangan perempatan Jalan Glatik, Jalan Garuda
dan Jalan Jend Soeprapto. Persimpangan ini cocok untuk berfoto ria dan
mengabadikan tentang kota lama. Kondisinya yang bersih dan ramai
sehingga aman leluasa untuk santai dan melakukan aktivitas lain lain.
Ada taman dan tempat duduk di sekitar persimpangan tersebut, hanya
berjalan kaki beberapa meter. Beberapa lampu menerangi setiap sudut
jalan, nampak semakin indah dan menyenangkan. Beberapa kuliner tersedia
seperti sego kucing (nasi bungkus), nasi goreng dan ikan bakar Cianjur serta beberapa menu lainya.
Petualang bisa melanjutkan berjalanan ke
arah barat sekitar 10 meter, maka akan menemukan bagunan kuno yang
sampai hari ini masih digunakan yaitu gereja Blenduk. Bagunan ini juga
salah satu icon kota semarang selain Masjid Agung Jawa Tengah, Tugu Muda dan Lawang Sewu.
Bangunan ini berusia lebih dari 200 tahun dan masih kokoh berdiri.
Masyarakat menamai dengan kata Blenduk karena dibagian atas ( menara)
dan sebuah kubah besar berbentuk setengah bola, orang jawa menyebutnya Mblenduk (mengembang ke atas). Bangunan ini mulai berdiri pada tahun 1753, digunakan untuk gereja Nederlandsche Indische Kerk. Gedung telah mengalami beberapa kali renovasi hingga nampak seperti saat ini. Perancang bangunan ini adalah De Wilder dan W. Westamas.
Jika di tarik garis lurus dari perempatan jalan Glatik melewati Blenduk ke arah barat menuju Kali Mberok (Pasar Johar) maka akan ditemukan keindahan sisi lain dari kota lama Semarang.
Karena jalan ini adalah salah satu titik kawasan yang benar-benar
terawat dibandingkan dengan jalan jalan yang lain di sekitar Kota Lama
Semarang. Petualang bisa melanjutkan menuju jembatan Kali Mberok. Jembatan ini dibangun sekitar tahun 1705. Mberok dalam pelafalan lidah Belanda sebenarnya adalah Burg (jembatan), karena kebanyakan orang jawa sulit untuk melafaskan dalam bahasa Belanda.
Beberapa tempat yang bisa dikunjugi di dekat Kota Lama adalah Masjid Tua kota Semarang seperti Masjid Menara yang berada di jalan Layur kampung melayu dan
Masjid Besar Kauman yang terletak di Jalan Alun-alun Kota Semarang Tempo
dulu. Jangan lupa untuk berbelanja batik atau keperluan lainnya di
Pasar Johar. Jangan malu-malu untuk menawar harga, dengan uang sedikit
Petualang bisa mendapatkan barang yang lumayanhttps://coretanpetualang.wordpress.com/2011/03/03/kota-lama-semarang-jelajah-kampung-eropa-malam-hari/#comment-1498